DO’A
5 September 2010
Ketika kebenaran adalah hampa
Maka sesungguhnya dosa telah melambung
Bagai GVBB dalam fisika
Yang tak memunculkan secercah rumus
Namun entah kapan kan turun karena grafitasi
Bukan grafitasi untuk hukum Allah
Yang di ungkap eyang Newton
Entah apa, tapi itulah
Mungkin kejahanaman neraka adalah ujungnya
Bukan.... Bukan....Bukan....
Pasti,itu pasti
Tuhan... ampuni bangsa ini dari bencana
Maknai negeri ini bersama damai dan pahala
Jangan biarkan dosa tertawa
Untuk pahala yang berburaikan darah
Do’a ku padaMu
Pasir, Namanya
31 Januari 2009
Ku ukir indah namanya pada diri mu
Kala laut menyapumu
Ku tulis kembali mananya pada dirimu pula
Ku pandang, ku tersenyum dan ku bahagia
Berduyun-duyun air menyapa mu
Mengahapus namanya dari sirimu
Tak henti ku goreskan pedangku
Mengenang namanya
Ia yang kini tinggalkanku
Entah sampai kapan
Aku tak tahu,ku tak berani menduga
Walau harap masih di dada
Mungkin...... ia kan pergi tuk selamanya
Ku jauh pergi dari ibumu
Lautan yang mencabik-cabik
Daku kenang namanya di hatimu
Pasir......
Jagalah namanya
Jangan hapus namanya dari dirimu
Bantu aku menjaga
Lebah
16 Mei 2009
Saat hati ini telah putih
Dari hitamnya cintamu
Kau jumpaiku lagi
Kau siramluka ini dengan garam
Dengan cerita kisah cintamu
Bersama domba betina itu
Kau membuat bunga indah ini layu
Seakan menggugurkan daunnya
Wahai kau lebah
Mengapa kau bunuh bunga ini
Pelan tapi pasti
Demi domba betinamu
Pluto
10 September 2009
Betapa terngiang
Saat hatimu jujur pada merkurius
Tentang semua rasa yang teralami
Cinta dan sayang yang terpendam
Rasa mentari yang tak dimengerti
Membuatnya menyamadengankan rasa
Setelah
beberapa derajat
Jarum
jam berefolusi
Sang
mentari sadar, ia.....
Tak pernah
menyayangi
Bahkan
mencintai
Sebongkah
pluto
Dusta Cinta
20 April 2010
Tatkala cinta adalah dusta
Berarti ilusi bayangan semata
Tiada pernah nikmati abadi
Langkah kecil susuri tebing
Jatuh terperangah dalam risau jurang
Nestapa
Hanya penyesalan bungkai terindah
Mudahnya nasi menjadi bubur
Tak sebisa bubur menjadi nasi
Itu takkan pernah
Hanya kemustahilan terbahak
Hukum alam adalah kemutlakan Ilahi
Tiada makhluk mampu melawan
Kepalsuan Politik
3 Agustus 2010
Visi dan Misi
Hanya
janji-janji angin
Terlalu banyak
omongan
Terlalu
kenyang kebohongan
Mencuat dari
bibir tanpa jawab
Tiada guna
bagi manusia
Kebisuan
adalah kemuliaan
Tindakan
adalah keutamaan
Bukan kebutaan
bibir yang kami makan
Bukan pula
kemunafikan kami perjuangkan
Hanya
kesigapan dan kejujuran politik
Adalah senyum
kami
Kepalsuan
bukan politik, tapi
Politik adalah
kepalsuan
Mati Lagi
3 Agustus 2010
Ketika berada di antara batas kehidupan
Rasakan betapa pedihnya awalsebuah kematian
Mendapati untaian berlian dosa
Nan terselip debu pahala
Silau menyayat perih
Tiada terjaga darah terburai
Melepukkan kedua pipi bangkai
Ingin rasa meronta
Hanya bibir erat terkunci
Sesal menyelimuti tenggorokan
Sesaknya kepengapan
Memburai rangkaian sesal
Ingin rasa mati lagi
Hanyalah Terikat
20 Januari 2007
Titipan adalah amanah
Amanah haruslah terlindung bergandeng jaga
Tiada terjaga bermakna dosa
Dosa berbuah neraka menjilat
Sungguh betapa besar kusa Tuhan
Hidup ini hanyalah titipan
Ketika masa Tuhan kan mengambilnya
Menjaga kerunia Tuhan adalah makna terindah
Merawat titipanNya yaitu surga
Sombong hanyalah milik setan
Ketika pamer adalah sombong
Memberi di muka jugalah pamer
Betapa banyak catatan infak
Dimana keikhlasan?
Semua terikat dalam suatu makna
Hanya jalanNyalah Surga terindah
Menanti Kematian
28 Januari 2007
Menunggu termenung tanpa kawan
Menngusir sejuta lawan
Menapaki jalan-jalan berbatu
Di hamparan bimi nan betapa luas ini
Hanya untuk menanti kematian
Menunggu malaikat Isroil datang
Memisahkan raga dan jiwa
Beradal awal kan rasa
Kematian adalah awal kehidupan
Bila
kematian menjemput ubun-ubun
Penyesalan
menyedak tenggorokan
Betapa
banyak dosa tergores
Tanpa
menitikkan secercah amal
Hanya
surga dan neraka yang patut tuk jadi balas
Senandung
29 Maret 2009
Hati bernyanyi
mengikuti senendung alam
Berdesis angin
menyapu tellinga
Membuatku
mengerti kala alam tertawa
Bahagia senyum
memekar jiwa
Tangis
terburai hati bersedih
Menyimak
senandung alam brutal
Berirama tanpa
tangga nada
Mungkin ia
tengah bersedih
Kupikir pasti
Melihat ulah
manusia membangkang Tuhan
Kau berikan
kedamaian hati
Bersamamu aku
gembira
Dengan mu pun
aku bersedih
Hanya secercah
inginku bahagia bersamamu
Tertimpa Merapi
5 November 2010
Perlahan suara
gemericik membentur genting beku
Dimalam lampu
benderang
Ach...hujan
turun
Hanya benak
berfikir
Kusibak
kembali selimut menutup dingin
Erat kupeluk
guling, terpejam mata
Masih terlalu
pagi ku terbangun
Rasa hati
ingin melahap kasur
Tapi....
Ku bukka jendela
kayu
Subhanallah,
semua putih abu-abu
Dedaunan
bersujud ditemani ranting-ranting
Wangi belerang
menyayat sesak nafas
Merisaukan
rambut kumal
Menggelitik
kulit tubuh kusam
Menyamarkan
jarak mata
Nenek tua
menangis di sebelah kebun
Meratapi rumah
tertimpa merapi
Abu merapi
bersama batang-batang bambu
Akupun
merintih dalam hati
Tresno Setyawati
Ing sak ngisor suruping sasangka
Kok tepangake Narasama ing tyas Setya Wati kanti impi
Sekar tresno tibo marang kaloro
Kanti tibane janur kuning ngiyupi
Dinokang endah ora surup katon inten barlean
Wewangenan asmara sumribit ora pedot
Kaloro katalen kanti janji suci
Ora ana gegaman kang bisa medot tresno
Raket katon amplop lan prangko
Tresnokang mung kanggo siji
Ora kabagi sanajan sakkedeping netra
Tansah padang ing petenging wengi
Tresno kang ara ana pati ing kalbu
Sanajan wutahing nyawa ing palagan Truna Setra
Kok tepangake Narasama ing tyas Setya Wati kanti impi
Sekar tresno tibo marang kaloro
Kanti tibane janur kuning ngiyupi
Dinokang endah ora surup katon inten barlean
Wewangenan asmara sumribit ora pedot
Kaloro katalen kanti janji suci
Ora ana gegaman kang bisa medot tresno
Raket katon amplop lan prangko
Tresnokang mung kanggo siji
Ora kabagi sanajan sakkedeping netra
Tansah padang ing petenging wengi
Tresno kang ara ana pati ing kalbu
Sanajan wutahing nyawa ing palagan Truna Setra